Titik Merah Di Peta Satelit Lahan Tol Solo Semarang Terungkap

Kisah menarik terkait proses pembebasan lahan guna pembangunan jalan tol Semarang- Solo, terjadi di Dusun Rampogan, Desa Payungan, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang. Di wilayah yang terletak sekitar 15 km arah selatan Kota Salatiga itu, perangkat desa dan Kecamatan Kaliwungu, merasa keheranan.
Pasalnya, tim mendapatkan titik koordinat yang akan dilewati jalur tol berdasarkan potret satelit, merupakan
daerah berwarna merah darah.

Sejumlah perangkat Kecamatan Kaliwungu, Desa Payungan, dan sesepuh Dusun Rampogan pun diminta pendapat oleh tim pembebasan lahan, terkait peta daerah berdasarkan foto satelit itu. Camat Kaliwungu, Otter Sukamto mengungkapkan, dua kali pemotretan menggunakan satelit yang diperlihatkan ke perangkat kecamatan dan desa, memang terdapat titik berwarna merah darah. Hal itu kemudian dikonsultasikan  kepada sesepuh Dusun Rampogan. ''Setelah titik tersebut ditelusuri, dan berdasarkan pemotretan darat.
Lalu ditarik garis lurus dari as (tengah) rencana jalan tol, maka diketahui, koordinat yang dimaksud
adalah makam sesepuh warga Dusun Rampogan,'' kata Otter, kemarin.

Ya, di Dusun Rampogan terdapat makam leluhur mereka, Ki Kertobongso (Kerta Bangsa) dan di sekitarnya juga dijadikan tempat pemakaman warga setempat. Ki Kertobongso diketahui adalah prajurit Mataram Yogyakarta yang ditugaskan ke Semarang. Entah mengapa memilih tinggal di Dusun Prampogan Desa Payungan Kecamatan Kaliwungu. Ki Kertobongso kemudian dimakamkan bersama keris blencok
dan tombak kiai ceblok miliknya.

Penggeseran Jalur

Setelah mendapatkan informasi itu, semua pihak terkait menggelar rapat dan diputuskan, jalur tol harus digeser. Warga menilai makam tersebut merupakan bagian dari situs sejarah desa yang tidak boleh dirusak. Warga juga berpendapat, proses penggeseran jalur tol ke arah timur sejauh 100 meter, lebih mudah dilakukan, daripada melindas pemakaman leluhur warga tersebut.
''Kami tidak ingin berbicara terlalu mistis soal makam tersebut, tetapi kami menilai bila digeser tidak menabrak/menerobos makam, akan lebih baik,'' kata Marsono (72), sesepuh warga Dusun Rampogan.

Sementara secara finansial, Sekdes Payungan, Santoso mengungkapkan, bila menabrak makam, maka biaya akan semakin besar. Karena harus memindahkan makam, membuat makam baru, dan lain sebagainya.

Sumber : Suara Merdeka

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Titik Merah Di Peta Satelit Lahan Tol Solo Semarang Terungkap"

Post a Comment