Candi Mijen Berpotensi Munculnya Teori Baru Sejarah Hindu di Jawa

Penemuan Candi Mijen
Penemuan situs candi di Dukuh Duduhan, Kelurahan Mijen, Kecamatan Mijen, Kota Semarang memberikan petunjuk baru sejarah di wilayah utara Jawa. Bahkan dengan penemuan ini, berpotensi untuk memunculkan teori baru tentang asal muasal masuknya Hindu di Jawa.

A K A D E M I S I dari Universitas Negeri Semarang (Unnes) Ufi Saraswati mengungkapkan, bentuk utuh candi yangditemukan di Mijen bisa menjadi babak baru dalam sejarah. ”Kebanyakan sejarawan berkonsentrasi pada candi di daerah Kedu, seperti Borobudur, Prambanan dan lain-lain. Namun dengan temuan candi di Mijen ini, akan menjadi pembahasan baru di Jawa bagian utara,” paparnya.

Menurut dia, keberadaan situs Duduhan bisa menjadi bukti baru bagi para ahli yang selama ini jarang menjelaskan masuknya Hindu-Budha di Jateng. ”Dan, selama ini Sriwijaya yang dikenal memberikan pengaruh Buddha,” katanya.

Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang pun mulai serius mendalami candi yang ditaksir dibangun pada era kerajaan Mataram kuno itu. Pemkot berencana mengumpulkan semua temuan fisik yang saat ini tersebar di beberapa daerah. ”Kami ingin membuat sebuah tempat yang menampung semua temuan untuk melengkapi data.

Saat ini penemuan yang terkait candi di Mijen tersebar di banyak tempat, seperti Kendal, bahkan di Jakarta,” papar Kabid Perencanaan Bappeda Kota Semarang, M Farchan, dalam Forum Group Discussion (FGD) yang membahas masalah tindak lanjut terhadap candi tersebut, Kamis (8/10).

Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Jakarta menduga situs bekas bangunan kuno di Desa Duduhan Kecamatan Mijen itu merupakan tinggalan era kerajaan Mataram kuno. Temuan situs yang berupa tanah gunduan yang di dalamnya terdapat bekas bangunan candi itu hampir sama dengan situs lain di wiayah pantai utara
Jawa Tengah, seperti di Tegal, Batang, hingga Rembang.

”Kemungkinan tinggalan masa Mataram, hampir sama dengan yang kami survei sejak 2013,” kata Ketua Tim Penelitian dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Agustijanto Indrajaya saat diskusi di Kantor Badan
Perencanaan Daerah Kota Semarang itu. Menurut Agustijanto, situs Duduhan di Kecamtan Mijen memiliki peran penting sebagai jejak untuk mengetahui sejarah, seperti halnya temuan lain di kawasan pantai utara Jawa, berupa
arca Wisnu di Batang serta situs Cibuaya di Bangka dan Bali yang kemungkinan ada saat abad VI dan VII Masehi.
Dia menyebutkan, situs yang diduga bekas bangunan candi itu hampir mirip dengan sisa bangunan di situs Tuntang, Kabupaten Semarang. Situs Duduhan sebenarnya telah ditemukan Balai Arkeologi pada 1976.

Pada September lalu, Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Jakarta menggali selama lima hari. Hal itu, untuk mengetahui sisi barat bangunan yang terdapat struktur sisa bagian pondasi dan sedikit kaki candi yang diduga ada tangga masuk. Ganesha Masih Misterius Setelah eskavasi (penggalian) situs Duduhan,beberapa arca yang pernah ada dan kini hilang juga mulai ditelusuri. Salah satunya, ganesha (patung manusia gajah) yang sampai saat ini keberadaannya masih misterius. Kabarnya, beberapa arca ada di tangan warga Duduhan dan ada yang dicuri. Seperti cerita warga, saat penemuan ada patung ganesha di sekitar candi. Sayangnya patung itu dicuri warga asing pada 1970-an.

Sebelum ketemu kembali dan menurut cerita disimpan di Museum Ranggawarsito Semarang. Tapi, pengelola museum membantah pernah menerima patung asal Duduhan sehingga sampai sekarang keberadaannya masih misterius. ”Dulu, warga di sekitar Candi ada yang menuturkan bahwa di sana ada patung ganesha. Tetapi, kemudian entah hilang atau dijual. Disbudpar juga tidak pernah mengambil dan memberikan patung Ganesha tersebut ke Museum Ranggawarsito,” papar Kasi Sejarah, Nilai Tradisi dan Kepurbakalaan, DinasKebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang, Siky Handini.

”Di musium memang banyak terdapat patung ganesha namun bukan berasal dari Duduhan. Ada yang berasal dari Magelang, Boyolali, Tegal, Pekalongan, Batang, dan lainlain. Memang ada beberapa patung yang riwayatnya kurang jelas,” kata Kepala Seksi Pengkajian dan Pelestarian Museum Ranggawarsito, Budi Santosa.


Sumber : Suara Merdeka

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Candi Mijen Berpotensi Munculnya Teori Baru Sejarah Hindu di Jawa"

Post a Comment