Kisah Gangster Tuli dan Penerjemah



Satu komplotan gangster tuli tengah mencari anggota baru untuk mengumpulkan pungutan mingguan dari semua usaha yang mereka 'lindungi'. Merasa terancam dengan pihak kepolisian, mereka memutuskan menggunakan orang tuli untuk pekerjaan ini, alasanya jika tertangkap, ia tidak akan dapat memberi informasi polisi apa yang dia lakukan.

Dalam minggu pertama, kolektor tuli
mampu mengumpulkan lebih dari Rp. 40.000.0000. Merasa punya banyak uang dia menjadi serakah, lalu memutuskan menyimpan uang, dan menyembunyikannya di tempat yang aman.
Bos gangster segera menyadari setoran terlambat dan mengirimkan beberapa
preman
mencari kolektor tuli. Preman menyeret orang itu ke seorang penerjemah.

Tangan kanan bos mafia mengatakan kepada penerjemah, "Tanyakan padanya, di mana uangnya."

Penerjemah memberi isyarat kepada kolektor tuli, "Di mana uang itu?"
Kolektor tuli menjawab dengan bahasa isyarat "Aku tidak tahu apa yang Anda bicarakan."

P
enerjemah mengatakan kepada suruhan bos mafia, "Dia mengatakan dia tidak tahu apa yang Anda
membicarakan."

Sang preman naik pitam lalu menarik keluar pistol  dan menempatkannya di telinga kolektor tuli
. "SEKARANG
tanyakan padanya mana dia simpan uangnya !" dengan bahasa isyarat penerjemah bertanya, "Di mana uang itu?"

Kolektor tuli menjawab, "uang  Rp. 40.000.0000 ada dalam di bawah pohon di Taman kota, timur air mancur besar. "
Sang penerjemah kaget, dan ia berkata kepada preman tersebut, "Dia bilang dia
masih tidak tahu apa yang Anda bicarakan, dan tidak berpikir Anda
tidak punya nyali untuk menarik pelatuk. "

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "Kisah Gangster Tuli dan Penerjemah"

Post a Comment